PERAHU
KERTAS
OLEH
:
AHMAD ROMDONI (10110410)
JUDUL
: PERAHU KERTAS
PENGARANG
: DEWI LESTARI
TAHUN
TERBIT : 2009
CETAKAN
: 1, AGUSTUS 2009
Perahu
Kertas merupakan novel keenam Dewi Lestari atau yang lebih akrab dipanggil Dee.
Setelah sukses memikat hati para pembaca dengan buku tritologi Supernova-nya,
Dee meluncurkan sebuah novel berjudul Perahu Kertas, yang sempat mati suri
selama sebelas tahun karena dilupakan. Namun, akhirnya, novel ini berhasil
diselesaikan dalam waktu 55 hari berkat kegigihan dan kenekatan seorang Dee.
Bahkan Dee tidak meneruskan novel ini dari bab ke 34 sebagaimana yang dia
tinggalkan sebelas tahun yang lalu. Melainkan Dee menulis ulangnya dari
nol. Dan Dee pun meresmikan sebuah proyek “bunuh diri”, yakni menulis novel
sepanjang 75.000 kata dalam waktu 55 hari kerja, Novel Dee kali ini, Perahu
Kertas, berbeda dari novel-novel Dee yang lain. Novel Perahu Kertas lebih mudah
dibaca dikarenakan kata-katanya yang ringan dan tidak terlalu berat.
Kisah
ini dimulai dengan Keenan, seorang remaja pria yang baru lulus SMA, yang selama
enam tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya. Keenan memiliki bakat melukis
yang sangat kuat, dan ia tidak punya cita-cita lain selain menjadi pelukis,
tapi perjanjiannya dengan ayahnya memaksa ia meninggalkan Amsterdam dan kembali
ke Indonesia untuk kuliah. Keenan diterima berkuliah di Bandung, di Fakultas
Ekonomi.
Di
sisi lain, ada Kugy, cewek unik cenderung eksentrik, yang juga akan berkuliah
di universitas yang sama dengan Keenan. Sejak kecil, Kugy menggila-gilai
dongeng. Tak hanya koleksi dan punya taman bacaan, ia juga senang menulis
dongeng. Cita-citanya hanya satu: ingin menjadi juru dongeng. Namun Kugy sadar
bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan dan mudah diterima
lingkungan. Tak ingin lepas dari dunia menulis, Kugy lantas meneruskan studinya
di Fakultas Sastra.
Kugy
dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko adalah sepupu Keenan,
sementara Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Terkecuali Noni, mereka semua
hijrah dari Jakarta, lalu berkuliah di universitas yang sama di Bandung.Mereka
berempat akhirnya bersahabat karib.
Lambat
laun, Kugy dan Keenan, yang memang sudah saling mengagumi, mulai mengalami
transformasi. Diam-diam, tanpa pernah berkesempatan untuk mengungkapkan, mereka
saling jatuh cinta. Namun kondisi saat itu serba tidak memungkinkan. Kugy sudah
punya kekasih, cowok mentereng bernama Joshua, alias Ojos (panggilan yang
dengan semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu
dicomblangkan oleh Noni dan Eko dengan seorang kurator muda bernama Wanda.
Konflik
mulai muncul di sini. Karena kesalahpahaman, persahabatan Noni dengan Kugy
nyaris dikorbankan. Selain itu, ada saja hal-hal yang menghalangi perasaan
Keenan dan Kugy. Keduanya harus terpisah beberapa waktu dan keenan memutuskan
pergi ke bali.
Karena
kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan terpaksa kembali ke Jakarta,
menjalankan perusahaan keluarganya karena tidak punya pilihan lain, akhirnya pertemuan
antara Kugy dan Keenan tidak terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi.
Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji.
Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan
bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran
cinta yang mengalir entah ke mana. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di
parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama.
Meski kadang pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.
Kelebihan
dari novel ini ceritanya sungguh sedehana dan biasa, namun dengan kemasan ala
Dewi Lestari novel ini dapat menenggelamkan pembacanya untuk tidak berhenti
mambaca dan dapat memainkan perasaan para pembaca mengikuti alur cerita yang di
inginkan.
Kekurangan
dari novel ini Dalam alur ceritanya terkadang terlalu di buat-buat.
Contohnya seperti pertemuan yang sangat kebetulan. Jadi seolah-olah terkesan
direncanakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar